Tampil Menawan dengan Napas Segar

Rabu, 01 Juli 2015 - 11:07 WIB
Tampil Menawan dengan...
Tampil Menawan dengan Napas Segar
A A A
BAU mulut kerap menjadi faktor penyebab penurunan kepercayaan diri seseorang. Bau mulut yang sama sekali tidak harum saat berbicara tentulah sangat mengganggu penampilan seseorang.

Menurut Drg Anton Rahardjo MKM PhD dari Bagian Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Gigi Pencegahan FKG UI, bau mulut adalah masalah kesehatan gigi dan mulut yang dikeluhkan sebagian besar masyarakat. Sekarang ini permintaan masyarakat terhadap kesehatan gigi telah bergeser ke permintaan yang lebih jauh, yaitu dari segi kosmetik yang berhubungan dengan hubungan sosial.

“Bau mulut tidak bisa dibiarkan karena kalau mulut bau kan jadi tidak nyaman bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain,” kata dokter Anton. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh American Dental Association diperoleh fakta bahwa 50% pria dan 60% wanita AS memakai produk kosmetik yang bertujuan untuk menyegarkan napas.

Menurut Dokter Anton, bau pada rongga mulut diakibatkan oleh aktivitas bakteri anaerob gram negatif, yang merupakan produk hasil pemecahan protein yang mengandung sulfur. Produk gas yang mudah menguap ini dikenal sebagai volatile sulfur compound (VSC). VSC yang terdiri atas H2S, CH3SH, dan (CH3)2S adalah gas-gas utama penyebab bau dalam rongga mulut. H2S dan CH3SH bisa mencapai 90% penyebab bau, sedangkan (CH3)2S hanya sedikit berperan.

Bau mulut dapat bersifat sementara (temporary halitosis ). Hal ini biasanya akibat minuman atau makanan yang menyebabkan bau, misalnya kopi, rokok, dan obatobatan juga sering menyebabkan timbulnya bau mulut. “Kebutuhan perawatan halitosis (bau mulut) di Indonesia cukup tinggi. Lebih dari itu, saat ini bau mulut berkembang sebagai masalah sosial dan kedokteran,” tambah dokter Anton.

Secara umum bau mulut dibagi dalam tiga kategori, yakni halitosis murni, semu, dan halitofobia. Halitosis semu dan halitofobia berhubungan dengan keadaan psikosomatis. Pasien mengeluh halitosis, meski orang lain tidak merasakannya. Pengurangan mikroorganisme melalui peningkatan kesehatan gigi dan mulut sangat membantu pengurangan bau mulut. Prosedur ini meliputi penyikatan gigi dan pemakaian obat kumur antiseptik.

“Minyak esensial yang terkandung dalam obat kumur antiseptik diperkirakan dapat membunuh bakteri penyebab bau mulut serta mengurangi plak hingga 51,6% dan radang gusi (gingivitis) hingga 35,9%,” kata dokter Anton.

Dwi nurratnaningsih
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1122 seconds (0.1#10.140)